05 April 2009

KAMPANYE



Pemilhan Umum sudah dekat, banyak partai yg mulai melakukan kampanye demi untuk memenangkan pemilihan dalam merebut kursi Legislatif di DPR, baik DPR/DPD Pusat, DPRD Propinsi, maupun DPRD Kota/Kabupaten.

Banyak cara yang dilakukan oleh para caleg/partai politik untuk memenangkan Pemilihan Umum ini, mulai dari kampanye mono logis dan dialogis, kampanye terbuka, sampai dengan sistem door to door dilakukan oleh para peserta pemilu demi ambisi untuk memenangkan pemilu kali ini.

Dari sistem atau cara-cara kampanye yang paling efektif adalah kampanye dialogis, karena selain tepat sasaran para pemili akan dapat lebih fokus pada calon yang mereka pilih.
Namun cara ini mempunyai kelemahan, karena kemungkinan terjadinya money politik atau politik uang sangat besar terjadi.
Walaupun PANWASLU atau Panitia Pengawas Pemilu ada namun nampaknya belum begitu maksimal kerja nya....., karena masih banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh peserta pemilu yang tidak mendapat sanksi dari KPU, atau memang ada permainan d balik itu semua ?....

Sekali lagi janji-janji yang diucapkan oleh peserta pemilu merupakan dongeng sebelum tidur, karena itu semua berujung pada kalimat "seandainya saya terpilih" atau "seandainya partai kami menang", tapi apa jadinya kalau mereka kalah dalam pemilihan..... Apakah janji-janji yang diucapkan hanya bisa atau harus dilaksanakan jika menang saja ? Tidak bisakah berbuat tanpa harus tergantung pada golongan ? Ataukah ada sesuatu dibalik itu semua ?
Namun itu semua kembali pada diri kita masing-masing akan kah kita memilih anggota dewan kita hanya karena keuntungan sesaat ataukah kita memilih orang-orang yang benar-benar ingin memperbaiki nasib bangsa ini, karena nasib bangsa ini terletak di pundak kita masing-masing,

Jadi sekali lagi di tegas kan di sini, jangan lah terlena karena kesenangan sesaat, namun menderita selamanya, lebih baik menderita sesaat tapi hasilnya bisa di nikmati oleh anak cucu kita

Akhirul kata
Selamat memilih dan jangan sampai menyesal di kemudian hari.....


Wassalam......



Horma saya dan salam hangat selalu

"JB"
Sent using a Sony Ericsson mobile phone

01 Maret 2009

Perkawinan Emas

Tanggal 29 Pebruari 2009 merupakan hari yang sangat berbahagia bagi pasangan suami istri Pak Nga Taman Tarsip dan Mak Nga Hadimah.


Karena pada hari tersebut merupakan hari bersejarah bagi pasangan suami istri pak nga dan mak nga, karena pada hari tersebut merupakan perayaan ulang tahun pernikahan pasangan tersebut yang genap berusia 50 tahut.
Tidak gampang memang mempertahankan usia pernikahan hingga begitu lama, banyak pahit dan getir yang dilalui pasangan ini, namun kesabaran dan saling pengetian lah merupakan kunci pokok dalam rumah tangga.


Walaupun hanya sebuah gubuk, tanpa kue-kue yang mewah dan mahal, namun pada hari itu gubuk tersebut terpancar penuh dengan cinta, karena di gubuk tersebut berkumpulnya para sanak saudara, handai taulan serta anak menantu dan cucu-cucu tercinta.


Memang kebahagian tidak dapat di ukur dengan materi semata, namun kebahagian hakiki terletak pada hati kita masing-masing.
Tiada harta yang ternilai harganya di dunia ini kecuali ilmu yang bermanfaat dan anak-anak yang sholeh.
Semoga saja kebahagian pak nga dan mak nga menjadi pendorong bagi kebahagian kita semua......

Amin....

16 Februari 2009

Pesan dari sahabat 4

Jangan Menuntu Upah...

Ada ungkapan menarik dari Ibnu Atha'ilah dalam kitab Hikam,
"Apabila kamu menuntut pahala untuk suatu amal perbuatan, maka engkau pasti juga akan dituntut kesempurnaan dan keikhlasan mu dalam perbuatan itu dan bagi seorang yang belum merasa sempurna, haruslah dia merasa puas jika ia telah selamat dari tuntutan.

Saudaraku, seringkali kita menuntut upah dan berharap kepada Allah untuk mengabukan segala permintaan kita, bila demikian sanggupkah kita memenuhi tuntutan tersebut ? Sungguh berat untuk dapat kita lakukan, maka daripada menuntut Allah memberikan upah dan pahala, lebih baik kita menuntut diri sendiri untuk menyempurnakan amal-amal yang kita lakukan. InsyaAllah, ketika kita bersungguh-sungguh melakukan yang terbaik untuk Allah, maka Allah pun akan memberikan upah terbaik pula bagi kita tanpa kita minta, jumlahnya pun lebih banyak dari yang kita minta.
Sebab, barang siapa yang bersungguh-sungguh kepada Allah, maka Allah pun akan lebih bersungguh-sungguh kepadanya.
Ibnu Atha'ilah menegaskan kembali,
"Jangan menuntu usah terhadap perbuatan yang engkau sendiri tidak ikut berbuat, cukup besar balasan (upah) yang Allah berikan kepadamu, jika Allah menerima amal itu."

Disinilah terjadi perubahan paradigma dalam berfikir.
Kebahagian bukan lagi dari menerima hasil, tapi kebahagian kita terletak pada proses menjalankan amal dengan cara terbaik, maka daripada kita sibuk memikirkan pahala sholat, lebih baik kita memikirkan bagaimana agar sholat kita khusu, tepat waktu, berjemaah di masjid dan berada di shaf terdepan.
Daripada memikirkan limpahan rizki dari buah sedekah, lebih baik kita berfikir bagaimana kita bisa ikhlas bersedekah dan dapat memberikan barang yang terbaik.
Daripada memikirkan untuk dapat memasuki pintu Ar Rayyan di surga, lebih baik kita berfikir dan berusaha melakukan shaum terbaik, sehingga tidak hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menahan samba indra, hati dan fikiran kita dari hal-hal yang dilarang dan diharamkan Allah.
Demikianlah seterusnya......

Bila tahapan ini berhasil kita lalui, dimana bila terjadi pergeseran paradigma berfikir, maka kita akan mendapat anugrah berikutnya, yaitu kebahagian dan rasa syukur, karena Allah telah memberikan kesempatan kepada kita untuk beramal.
Difirmankan dalam QS. Ash Shaaffaat (37) ayat 96 yang berbunyi ;
"Padahal Allah lah yang telah menciptaka kamu dan apa yang kamu
Perbuat itu."
Ibrahim Al Laqqany menguatkan, dan Allah lah yang menjadikan hamba segala perbuatannya dan Dia pula yang memberikan taufik untuk siapa yang akan sampai (mendekat) kepada Nya.

Saudaraku, Allah maha pengasih kepada hamba-hambaNya.
Allah akan mencurahkan rahmat dan kemuliaan kepada mereka yang ikhlas di jalannya.

Ketika kita bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan, kita memandang kecil (sekecil-kecilnya) amal tesebut, maka pada saat itu pula Allah akan membesarkan amal-amal tersebut dan memuliakan kita di hadapan makhluknya yang lain. Salah satunya, jika Allah menunjukkan karuniaNya kepada kita, maka Dia akan menjadikan dan menanamkan amal perbaika itu perbuatanmu.
Misal Allah memampukan kita untuk bersedekah, kemudian orang-orang menganggap kita ahli sedekah, padahal tanpa izin dan karunia dari Allah, maka proses sedekah itu tidak akan terjadi.
Karena kasih sayang Allah lah kita di pandang baik oleh orang lain, aib-aib kita pun di sembunyi kan Allah dari pandangan mereka.
Begitu Allah yang berbuat kita yang disebut...!
Wallahu a'lam....
Amin....

______________________________
Pesan ini saya terima dari Yayieq (Ziek) tanggal 02 Pebruari 2009

15 Februari 2009

Pesan dari sahabat 3

DIAM

Dalam upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita pelajari adalah bagaimana menjadi pribadi yang mempunyai kemampuan dalam menjaga serta memelihara lisan dengan baik dan benar....
Sebagaimana yang disabdakan Rasullullah s.a.w. ;
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata benar atau diam", hadist riwayat Buchori.

A. Jenis-jenis diam :

1. Diam Bodoh ;
Diam karena tidak mengerti dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini terjadi karena kurangnya ilmu pengetahuan atau lemahnya dalam pemahaman dan alasan tidak kemampuan lainnya.
Namun diam ini jauh lebih baik aman daripada memaksakan diri bicara sok tahu.

2. Diam Malas ;
Diam jenis ini adalah merupakan keburukan, karena diam rada saat orang lain memerlukan pendapatnya, dia enggan bicara karena merasa tidak mood tidak berselera atau malas.

3. Diam Sombong ;
Inipun termasuk diam negatif, karena bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa lawan bicaranya tidak sederajat atau tidak selevel dengannya.

4. Diam Khianat ;
Ini adalah diamnya orang jahat, karena diamnya ingin mencelakakan orang lain, diam rada saat dibutuhkan kesaksiannya menolong sesama.
Jadi diam ini adalah diam yang keji.

5. Diam Marah ;
Diam seperti ini ada baiknya dan ada buruknya.
Baiknya adalah jauh lebih terpelihara dari perkataan keji yang akan memperkeruh suasana.
Buruknya adalah berniat bukan untuk mencari solusi, tapi hanya untuk mempelihatkan kemurkaannya, sehingga diam ini hanya akan menambah masalah.

6. Diam Utama (Diam Aktif)
Yang dimaksud diam Utama adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan renungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa dengan bersikap diam akan menjadi maslahat lebih besar di banding dengan bicara.

B. Keutamaan Diam Aktif

1. Hemat masalah ;
Dengan memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah.

2. Hemat dari dosa ;
Dengan diam aktif, maka peluang kita untuk tergelincir mengeluarkan kata-kata yang kurang baik, tercegah dan terhindar dari kesalahan kata yang dapat mengundang murka Allah.

3. Hati selalu terjaga dan tenang ;
Dengan diam aktif berarti hati akan terjaga dari riya', ujub, takabur atau aneka penyakit hati lainnya, yang akan mengeraskan dan mematikan hati kita.

4. Lebih bijaksana.
Dengan diam aktif berarti kita menjadi pendengar dan pemerhati yang baik, dalam menyikapi suatu persoalan, pemahaman jauh lebih dalam sehingga pengambilan keputusan pun jauh lebih arif dan bijaksana.

5. Hikmah akan muncul.
Yang tak kalah penting, orang yang mampu menahan diri dengan diam aktif akan berbahaya qolbunya, memberikan ide dan gagasan yang cemerlang dan hikmah tuntunan dari Allah swt akan menyelimuti hati, lisan sikap dan prilaku kita.

6. Lebih berwibawa.
Tanpa disadari, sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa sendiri, orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan anda.


Selain itu, diam aktif merupakan upaya menahan diri dari beberapa hal ;

1. Diam dari perkataan dusta dan sia-sia serta berlebihan.
2. Diam dari komentar spontan dan celetukan.
3. Diam dari keluh kesah.
4. Diam dari riya' dan ujub.
5. Diam dari kata yang menyakitkan orang lain.
6. Diam dari sok tahu dan sok pintar.

Mudah- mudahan kita jadi terbiasa untuk berkata jujur dan benar atau diam.
Semoga Allah memberikan ridhoNya hingga akhir hayat kita.
Lisan ini diperkenankan untuk mengantar kepergian kita dengan sebaik-baiknya perkataan yaitu kalimat tauhid "Laa ilaha illallah" puncak perkataan yang mengantarkan kita pada akhir hayat kita.....

Amin.....
______________________________
Pesan ini saya terima dari Yayieq (Ziek) tanggal 14 Pebruari 2009